Minggu, 12 Juli 2015

Semua Hancur Saat Sucksial Media (Socmed) Menyerang

Remember? Masa-masa kita online itu cuma buat MIRC atau YM!-an atau friendster? Pun kalo bermain game online, masih mengandalkan Games.co.id? Sungguh asik dunia internet kita pada zaman itu, dimana kita hanya mengaksesnya di warnet. Dan tidak bisa untuk melakukannya di mana pun kapanpun seperti sekarang ini.

Semakin canggih semakin banyak fitur yang disediakan. Semisal upload foto dan video, menemukan lokasi kita berada sekarang, mendengar musik, dll. Tapi dengan semua itu, besar sekali peluang seseorang terjerumus dalam kelam hitamnya social media.

Dimana karenya, muncul-lah istilah selfie dll. yang sedikit niat hati kecilnya terselip unsur pamer. Astagfirullah, tidak akan masuk syurga seseorang bila di hatinya terselip rasa sombong!

Suka Gelap-gelapan

Sukanya gelap-gelapan, berada di tempat gelap. Apalagi kalau ada temennya, pasti makin asik aja. Plus ditemenin, makanan ataupun minuman favoritnya, ya makin malas lah kita buat nyari yang terang-terang. Ditambah lagi fasilitas dari orang tua yang disediakan, dan tempat yang disediakan pula oleh orang pemerintah. Sungguh ni'mat nan indah, apalagi ada si doi nemenin.

Gelap disini dimaksudkan, ilmu agama kita yang kurang. Jujur saya pun masih merasa kegelapan, butuh lampu neon buat menerangi ini, butuh uang dan biaya buat beli listrik sama lampu neon nya kan? Kalo pun ga mampu, kita bisa beli lilin atau nyalain obor.

Lentera hidup, bila kita berpegang teguh pada ajaran agama Islam, semuanya diajarkan, dari bangun ampe ga bangun-bangun ada. Paling ngenes itu, kalo kita nyangka nemu lampu di kegelapan, tapi lampunya warna item. Lah gelap-gelap juga. Maksud saya, sangat berat dalam belajar agama, tapi semua hal yang kita anggap benar pada awalnya, sudah ada unsur-unsur agamanya, ternyata salah!

What's wrong? Semacam, kita niatnya sih ngajaka temen buat menuju arah yang baik. Tapi di hati kita ada niatan riya. Hancur sudah. Dan yang paling susah itu lawan kebiasaan hati. Astagfirullah.

I can't, but I masterizing it all!

Seringkali kita melihat teman-teman kita memiliki bakat hebat yang mereka latih. Merasa iri dengan apa yang mereka umbar ke social media dengan karyanya, hanya bisa mengeluh dalam hati. Dan, selang waktu "I Masterizing it!". GREAT!